SYAIR JEJAK MAKLUMAT
Di atas kayu pungguk bercinta
Gundah tidak menderita
Bulanpun terang cahayanya nyata
Hancurlah luluh rasa anggota
Pungguk bercinta pagi
Melihat bulan dipagar bintang
Terselap rindu dendam pun datang
Dari saujana pungguk menetang
Berbagai bahana sekalian burung
Gegak gempita segenap lorong
Unggas pergam sebilang jurung
Dungguk merawan lakunya murung
Terbanglah pungguk dua sekembar
Dengan kekanda muda muktabar
Keduanya majlis imannya sabar
Solih melayang ke gunung ambar
Hamzah Fansuri
Puisi Melayu klasik,1996
Oscor Book International.
SYAIR PEDOMEN HIDUP
BalasPadamHidup kita umpama behtera,
Menduga ombak di tengah segera,
Dua tujuan di dalam bicara,
Pertama undur kedua mara.
Tetapi jika bersungguh hati,
Digunakan akal budi pekerti,
Pohon pertolongan Rabbul-izzati,
Kelak tercapailah apa dihajati.
Pelayaran hidup lanjut ketika,
Di dalamnya terkandung senang dan duka,
Rencananya banyak berbagai nika,
Kemudiannnya perang janganlah leka.
Jika tidak keras kemahuan,
Tentulah kapal berpaling haluan,
Cita-cita tinggi tentu tertawan,
Pelayaran tak smpai ke mana tujuan.
Jika daratan kelihatan sudah,
Jangan pelayaran dibuat mudah.
Patutlah menaruh insaf dan gundah,
Ingstkan bahaya berbagai padah.
Gurindam Alam,1994
SYAIR KIAS
BalasPadamAlahlah bisa oleh biasa
Ayuhai sekalian yang bijaksana
Inilah madah fikir yang hina
Fikirkan tuan dengan sempurna
Fikirlah dengan bersungguh hati
Seperti demikian,silalah lihati
KIas ibarat nyatalah pasti
Mahulah diketahui diambil erti
Laksana ayam dimatikan lipis
Umpamanya santan sudah bertapis
Barang yang bulat sudahlah nipis
Bahasa melayu tiganya lipis
Sangat hairan fakir memandang
Gunung yang tinggi menjadi pandang
Selagi tikus pandai pisang
Biawak pun sudah menjadi musang
Kepada fikiran sesak dan malang
Memandang pipit menggonggong helang
Selama harimau tiada berbelang
Di atas tengkukannya kaming berjulang
Ajaib termenung hairan tafakur
Melihat puyuh panjangnya ekor
Cenderawasih menjadi pikor
Sebuah laut habis terbongkar
Kehendak Allah sudah terbahagi
Lembing yang tajam menjadi seligi
Selamar kucing tiada bergigi
Di hadapannya tikus pulang pergi
Raja Haji Yahya b.Raja Muhammad Ali
Rangkaian Puisi Klasik 1988